Karangasem, gemblengwaterfall.com - Kehadiran Gembleng Waterfall di Desa Adat Telunwayah, Sidemen, berawal dari situasi pandemi covid yang melanda. Banyak pekerja pariwisata dari Telunwayah pulang kampung. Maka muncullah ide mengembangkan pariwisata di desa sendiri oleh putra daerah.
Pengelola Gembleng Waterfall, I Komang Budiarta, menyatakan waterfall dibuka dari inisiatif berburu burung. "Kami disini duduk main hp dan foto lalu diunggah di Facebook dan IG. Ada yang komentar dari Nusa Dua, bertanya lokasi dimana, akhirnya saya jawab," ujar dia ketika ditemui , Senin (13/11/2023).

Yang dari Nusa Dua datang, tak berselang lama datang tamu dari luar negeri. Hingga akhirnya berkembang hingga kini.
Adapun nilai jual adalah kolam Jacuzi dan air terjun serta spot lain berupa pemandangan alam hijau, air jernih tidak terkoordinasi sampah plastik. "Air ini murni pegunungan bisa diminum langsung," jelas dia.
Keunggulan lain, air terjun punya 4 tingkat dari kolam jacuci kecil hingga sedang. 
Adapun tamu yang datang sehari mencapai 100 orang terdiri dari warga asing. "Jam terbaik kesini, pagi dan sore. Karena bisa lihat sunset. Kalau pagi lebih sepi," ungkap dia.
Fasilitas yang disediakan dari toilet, parkir, hingga restoran.
Pihak pengelola juga menjaga kebersihan dari sampah plastik dengan mengoptimalkan anggota Gembleng Waterfall.
Lebih lanjut dikatakan, dampak ekonomi di waterfall ini membuat desa bergeliat. "Dari kelompok kami bisa medana punia ke desa adat dan setor PAD ke desa dinas," jelas dia.
Adapun dukungan pemerintah, yakni mendapatkan bantuan jalan sekitar 417 meter. "Kami ucapkan terimakasih kepada perbekel," ujarnya.
Mengenai tiket masuk, belum ada. "Kami masih gunakan donasi, karena tiket masih dirancang," ujar dia.
Adapun harapan, agar pariwisata ini bisa mensejahterakan masyarakat. "Walaupun merintis, mudah-mudahan ke depan, wisata ini menjadi lebih ramai dan kebanggaan desa," tutup dia. (Gemblengwaterfall)